Minggu, 10 Februari 2013

DUNIA HIBURAN??? MENGHIBUR ATAU ADA UNSUR PEMBODOHAN???


DUNIA HIBURAN??? MENGHIBUR ATAU ADA UNSUR PEMBODOHAN???


Dunia entertainment memang tidak bisa diprediksi. Namanya aja dunia hiburan, ya tujuannya menghibur orang. Kalau objek sasaran yang akan dihibur tepat, apalagi ”paket” hiburannya tepat, maka tentu saja si entertainer akan bisa diterima masyarakat dan akan langsung ”membubung tinggi”, feed backnya bagi si entertainer dapat banyak job dan pundi-pundi pun semakin padat.

            Semakin banyaknya media televisi dan radio tentu memberi kesempatan yang semakin besar bagi masyarakat untuk menjadi pelaku dunia entertaiment. Belum lagi dengan media sosial yang begitu mudah diakses, semakin cepatlah sebuah berita sampai di masyarakat. Sepertinya dunia televisi pun tidak mau lengah menghadapi persaingan di dunia entertaiment. Berbagai program pun digelar. Mulai dari lomba nyanyi seperti Indonesian Idol, Idola Cilik, X-Factor. Bukan Cuma itu saja, lomba memasak pun tidak ketinggalan. Dunia rohani??? Ada pemilihan Dai Cilik. Tak sampai disitu, ada juga pemilihan model, film dokumenter, lomba komedian  dan seabrek perlombaan lainnya.

            Tak jarang akhirnya kita bisa melihat kelucuan atau justru kebodohan di dalam suatu kompetisi. Misalnya saja lomba nyanyi, ada saja peserta yang terlalu pede dan tak sadar akan kemampuan, hasinya hanya mempermalukan diri sendiri. Pihak televisi pun sepertinya menggunkannya dengan ”cerdik”, tingkah-tingkah aneh seperti ini justru diumbar di televisi. Sejenak memang cukup menghibur, tapi kalau anda menyaksikan 2 laki-laki megikuti audisi menyanyi dan berlagak seperti Diva, apakah akan lucu terus-menerus??? Apakah kita sadar bahwa suatu saat perilaku seperti itu akan lebih diterima masyarakat, apalagi anak-anak dalam tahap perkembangan pun menyaksikan tayangan itu. Well, saya bukan bicara Sara, tapi lebih kepada fungsi dunia ”entertaiment” yang sebenarnya juga punya andil dalam pembentukan sikap sosial di masyarakat..

            Gak jauh beda dengan dunia kompetisi menyanyi, bijakkah kita jika kita lebih sering disuguhkan program musik yang menanyangkan beberapa penyanyi dengan kostum wah, unik dan trend, tapi menyanyi kok LIPSINC??? Bukankah kita ingin mendengar sang penyanyi bernyanyi live?. Apakah kita hanya ingin melihat tampilan kostum dan aksi panggung??? Menyanyi khan pakai suara bukan dengan Tampilan kostum yang ”super duper”. Anehnya lagi di waktu penghargaan musiK, si penyanyi yang menang award mendapat tepuk tangan yang meriah, tapi parahnya menyanyi di acara award pun tetap saja ada yang lipsinc. Saya pribadi lebih menghargai penyanyi yang gak terlalu tenar, tapi setiap penampilannya selalu Live, bukan rekaman. Beruntunglah kemarin malam Konser Trilogi band NOAH di salah satu televisi swasta menampilkan kualitas band yang tampil Live dengan prima. Soal suara Ariel yang gak terdengar 100% sama seperti rekaman, gak masalah bagi saya, namanya aja tampil live. Hati puas kalau sudah melihat idola tampil live.

            Dunia presenter juga gak jauh beda, ada aja presenter yang dianggap lucu tapi kadang komentarnya berlebihan dan kurang bagus. Celotehan di televisi harusnya dijaga agar jangan berlebihan. Mungkin karakter lucu itu untuk menegaskan karakter si presenter di layar kaca. Tapi sudah selayaknya hiburan yang disajikan adalah hiburan yang sehat, bukan hiburan yang ”murahan” seperti menarik rambut teman, mendorong, atau mengejek. Harusnya para presenter belajar dari beberapa pengalaman peringan yang dikeluarkan oleh Komisi Penyiaran Indonesia. Jangan sampai acara bincang-bincang yang tampil Live, terdapat presenter yang ”kepleset” ngomongnya, bisa berabe khan. Apalagi yang nonton se-Indonesia.

            Well,..sadar atau tidak itulah gambaran dunia hiburan yang kita saksikan begitu remote televisi ”on”. Memang tulisan ini tidak merepresentasikan kondisi setiap aspek dunia hiburan. Walau begitu pun, eharusnya penonton pun semakin kritis, mengidolakan seseorang pun perlu lebih bijaksana. Toh dunia hiburan masih menyajikan entertainer yang masih dapat ditiru atau diidolakan, misalnya saja Agnes Monica, Afgan, Shandi Sandoro, Glen Freddly, mereka akan memilih tampil Live Performance. Tentu saja karena kualitas suara mereka tak perlu diragukan lagi. Atau tengok saja Choky Sihotang dan  Nadya Mulia, penampilan mereka selalu menarik perhatian.

            Mari bijak dalam menyikapi suguhan dunia hiburan, terutama bagi para orangtua. Karena anak-anak akan cenderung melihat dan meniru tayangan yang mereka saksikan. Karena apa yang mereka ketahui diwaktu muda akan berpengaruh pada masa depan mereka.

Mari memilih untuk Bijak. God Bless Indonesia.






            

Tidak ada komentar:

Posting Komentar