Senin, 27 Juli 2015

PULAU SIKUAI - SUMATERA BARAT


                                             PULAU SIKUAI – SUMATERA BARAT


       Setelah lebih dari 2 tahun tidak pernah menulis di blogspot ini, rasanya “tugas wajib” menulis ini kudu dilanjutin. Kali ini saya akan berbagi pengalaman perjalanan saya ke Pulau Sikuai di Sumatera barat.
Sebenarnya perjalanan ini saya lakukan bersama teman-teman saya di Tahun 2013 lalu. Cerita uzur tapi masih gurih untuk dinikmati. Banyak tempat-tempat indah di Indonesia, salah satunya pulau eksotis yang satu ini. Saya sendiri tahu informasi tentang pulau ini dari seorang teman yang asli orang Padang. Sekitar tahun 2009 dia cerita pernah bekerja di salah satu resort di pulau ini. Awalnya saya pikir hanya pulau biasa aja. Tapi Tahun 2012 adik ipar saya bercerita juga tentang keindahan pulau ini. Alhasil rasa penasaran jadi pada gak karuan.


Begitu punya kesempatan Dinas pendidikan ke Padang, jadilah pulau ini jadi target utama saya. Saya sendiri sudah 4 kali ke Padang. Mubajir rasanya hanya berkunjung ke Pantai padang, Gua Jepang atau belanja di Bukit Tinggi. Menurutku suasananya monoton aja, gada yang berubah. Kesempatan 3 minggu pendidikan di padang dari perusahaan tempat saya bekerja, menjadikan impian saya nyata. Selama pendidikan hari libur hanya hari minggu, tak saya sia-siakan. Karena saya bukan tipe “traveller penyendiri”, jadilah saya memboyong 8 orang teman untuk berpetualang ke pulau ini. 6 cowok (Saya, Ozy, Madhan, Evan, Basyir, Putra) dan 3 gadis kota penggembira yang tidak bisa kena sinar matahari (Biyan, Oshie n Eqy). Dari semuanya hanya Evan yang pernah ke pulau ini, itupun waktu si Rock star ini masih kecil. Jadi sebenarnya dia gak ingat-ingat lagi rutenya. 


Kunjungan ke pulau ini hanya satu hari, artinya perjalanan PP. Jadi petualang itu memang gak selalu mudah, siap-siap menerima berbagai “kejutan” di setiap perjalanannya. Contohnya waktu kami tawar-menawar speedboat menuju pulau ini, nawarnya benar-benar ala mamak-mamak orang Medan. Dari harga 2 juta, jadilah harganya Rp. 1.600.000,- untuk perjalanan PP. Harga udah oke, trus saat kami meninjau tuh Boat, yang ada semua lemas. Kirain seperti kapal pesiar ala James bond, yang ada Boat ala angkot Medan. Pas muat untuk bokong doang. Alhasil gadis – gadis yang terbiasa bersosialita ala syahrini pun protes. Namun gak cowok namanya kalo ga bisa meyakinkan trio cewek nih. Akhirnya jadilah tuh boat disewa. 4 baju pelampung pun jadi andalan. Saya langsung pakai tuh baju. Sederhananya sih kalau ada apa-apa setidaknya ada yang selamat, trus bisa menceritakan ke media kejadian sebenarnya,...ha ha ha. Jujur parno juga naik nih boat, gimana gak parno?, baru 100 meter melaju, mesinnya ngulah. Hhhuuuuuuuuu,......... semua panik, mikirnya udah macem-macem. Pasrah aja berdoa. Akhhirnya ni boat melaju juga, penonton pun bersorak. Kapal pun menuju laut lepas dengan sisi kiri pemandangan tepian provinsi Sumatera Barat yang cantik. Naik boat ini asik juga, bisa liat ikan terbang for the first time. Really amazing.
Namanya boat kecil resiko goncangan air laut pasti ada. Apalagi saat ada kapal besar yang melintas, jadilah kami seperti ikan teri terombang-ambing gara-gara ikan sarden lewat. Fuihhhh,.... perjalan tempuh sekitar 2 jam. Satu jam pertama massih exited, setelah itu mulai ngantuk,...... tapi gak bosan juga. Setelah 2 jam perjalanan,...tadaaaaaaaaa,...... saatnya “si Ikan Teri” merapat. Awalnya nih pulau keliatan biasa aja diliat dari 500 meter sebelum merapat, tapi setelah merapat semua teriak-teriak seperti pelaut yang terapung-apung sebulan di laut dan akhirnya terdampar di pulau. Semua berebut di turun dari boat,...dan para anak-anak alay pun beraksi saling minta photo. Sayangnya saat itu Handphone yang saya pakai masih agak jadul, belum android, jadilah hasil jepretannya kurang beresolusi tinggi. 


10 menit pertama kami akhirnya menyadari ada keanehan di Pulau ini. Setelah membayar tiket masuk beberapa puluh ribu per orang kepada penjaga pulau, penjaga pulau yang hanya beberapa orang mengatakan kalau pulau ini tidak beroperasi lagi. Apaaaaaaaaa,.....??? rasanya mau pingsan. Penjaga mengatakan kalau pulau ini bisa dikunjungi tapi semua fasilitas pulau sudah tidak di tawarkan untuk pengunjung. Gak ada yang namanya snorkeling, diving, banana boat, bahkan kolam renangnya aja sudah lumutan. Beberapa villa juga sudah closed. Jadi kami hanya diijinkan untuk menikmati Pulau ala tarzan saja. Glek,...nelan air liur ampe jakun naik turun deh jadinya. Usut-punya usut hak pengelolaan pulau lagi sengketa. Padahal di Kota Padang ada iklan tentang pulau ini. Pantas saja, hanya beberapa pengunjung di Pulau ini selain kami. Seorang bule yang wara wiri hanya dengan celana pendek jogging di jogging trek yang mengelilingi pulau yang masih natural ini. Selain itu ada 2 cewek yang ada di sisi laiin pulau. Tapi itu khan suasana beberapa tahun lalu, mungkin sekarang sudah beroperasi penuh (mudah mudahan).


















Selalu
ada hikmah dari setiap perjalan, walau awalnya gak seperti yang diharapkan, tapi positif thinking aja. Kapan lagi menikmati pulau indah dan tidak ada keramaian seperti pantai Kuta Bali? Well,.... ini asiknya, rasanya hidup ala jaman purba di pulau pribadi. Gak ada yang mengganggu, bebas teriak, bebas berekspresi. Pulau ini gak besar, mungkin sekitar 1 jam untuk mengelilinginya. Saling private-nya, cowok-cowok ganti baju ddi alam terbuka, di tepi kolam yang udah berlumut,...horor ha ha ha. Sementara cowok-cowok udah pada nyebur ke air, Cewek-cewek malah gak mandi, mereka kenyang dengan photo-photo selfie sambil ha ha hi hi liat hasilnya di handphone. Benar-benar pulau seperti milik pribadi. Saking asiknya, saat kami mengekplorasi sisi lain pulau, si Madhan malah mandi sendiri tanpa sehelai benang pun,.....oh man,..... don't think u stay and live in stone age,....ha ha ha.


Traveller emang selalu punya insting kuat, setidaknya sebelum berangkat kami sudah pesan nasi bungkus di warung padang di tepi pantai padang. Beruntunglah ada si nasi bungkus, kalo gak ada bisa-bisa kami harus berburu ikan dulu dengan tombak buatan, lalu membakar ikan dengan ranting-ranting dari hutan..Thank's God. Puas berenang sampai beberapa episode, muka udah pada kepiting rebus, persediaan air minum hampir habis, akhirnya sore jam 5 kami pun pulang. Di boat yang ada semua udah lemas. Sampai di kota Padang saatnya mengisi perut dengan tumpukan kalori kalori sebelum pulang ke Mess tempat pelatihan kantor. KFC jadi pilihan tepat, cepat saji dan kenyang (tambah nasi euyyy), plus ada CD artis lagi,...wah jadi promosi nih.


Tetap ikuti kisah travelling saya ya,...eh sekedar info ya mas dan mbak-mbak sekalian, liat-liat juga nih blogspot saya, masih banyak kisah perjalanan lainnya yang keren-keren di indonesia, kayak waktu saya ke Bali, lombok, Bengkulu dll. Real Story for the real life at my kingdom of Story blogspot. See u. Thank u ya.




Kamis, 09 Juli 2015

Pengen Nulis Lagi

jam 23.58 WIB saat ini. setelah 2 tahun off, saatnya blospot ini diaktifkan lagi.demikian