Senin, 19 November 2012

The Gengk 99'ers


THE GENGK

          The Gengk, katakanlah demikian. Begitu juga kami menyebutnya. Seperti anak muda lainnya, saya juga punya geng. Maaf, tapi ini bukan geng dalam arti negative, apalagi geng motor. Memang tidak saya ingat dengan jelas kapan awalnya kami menyebutnya diri kami sebagai The gengk. Kami adalah kumpulan dari Brotha n Sistha yang sama-sama kuliah di Unsri (Uniersitas Sriwijaya) angkatan 99. Jadi tidak heran kalau akhirnya kami menyebut geng kami dengan 99’ers.

          Bicara tentang geng, sebenarnya sering mengacu kepada perkumpulan yang bisanya tidak formal/ resmi dari beberapa orang, biasanya anak muda/ remaja. Diawali dengan persamaan nasib, kondisi, latar belakang ataupun bahkan tujuan hidup. Dari perkenalan sebagai teman satu angkatan (berbeda fakultas) dan kesamaan sebagai anak rantau di Kota Palembang, serta keterlibatan kegiatan kerohanian di Yayasan Perkantas – Palembang, kami akhirnya sering menyebut diri kami the gengk.

          Selama sekitar 5 tahun menimba ilmu di universitas Sriwijaya – Palembang, keseharian kami banyak diisi dengan kegiatan the gengk. Meski berbeda jurusan bahkan ada juga yang berbeda fakultas tapi tetap saja banyak kegiatan yang bisa dilakukan bersama. Misalnya saja pergi kebaktian Jumat di perkantas, Gereja setiap hari minggu, atau sekedar nge-bandrek di wilayah ‘Timbangan”, makan gorngan bang Lubis di sore hari sekalian “closing day” alias melihat matahari terbenam di danau Persada. Beda karakter??? Jelas ada, misalnya saja aku, Daniel, dan Ityn  dan Mia yang lebih “Heboh” atau Ceria, hampir sama dengan David Alite, tapi David lebih narsis. Nurani dan Roberto dan corrie yang lebih tenang, tp kadang agak nyelenyeh juga. Ada juga abang adek Asaf dan yafeth dan si “Kalem” Vanny dedek yang lebih tenang lagi. Tapi ada juga Muang “the mumu” yang selalu Berapi-api. Selalu seperti “Bapak Soekarno” dalam berpidato.

          Selama 5 tahun masa kuliah, banyak yang terjadi. Banyak canda tawa, tapi ada juga “perang kecil” yang menghiasi. Kekonyolan??? Gak usah ditanya, gak terhitung jumlahnya. Ada juga saat haru, misalnya saja saat Corri harus kehilangan Ibunda tercinta saat masih masa kuliah, gak jauh beda dengan Daniel, bapak tercintanya juga terlebih dahulu menghadap Sang Bapa di Surga sebelum Daniel resmi menjadi sarjana.

Dalam prestasi kuliah atau akademisi  bisa dibilang sukses (setidak-tidaknya  rata-rata tiga koma IPK-nya, tapi gak ada yang tamat dengan predikat Cum Laude) tapi tidak dalam prestasi “kisah asmara”, kategori “cukuplah” dalam hal cinta. Mungkin karena terlalu dekat sebagai anggota gengk, membuat kebersamaan sering menjadi senjata ampuh mengusir sepi, terutama untuk mengusir rasa kesepian tinggal di kota kecil Indralaya (lokasi kuliah yang berjarak 35 km dari kota Palembang). Atau lebih tepatnya saat ada satu orang yang pedekate, yang lain jadi “terlalu terlibat”,...alih-alih sudah bisa ditebak, gak ada kisah asmara yang berumur panjang (buktinya pasangan hidup masing-masing justru ketemu di tempat kerja atau setelah tamat kuliah, bukan di tempat kuliah).
The Gengk (Ki-Ka : Yafeth, Mia, Asaf, Robet, Daniel, Ityn, Vanny, Nurani n Raja (me) at Persada Lake, Photographernya :Davit Alite

Setidaknya itu semasa kuliah. Syukurlah setelah tamat kuliah “langit semakin cerah” terutama dalam hal percintaan. Sebagian besar sudah menemukan jodohnya, sebagian lagi masih mencari atau menunggu. Sebagian besar juga sudah memiliki momongan, sebagian lagi sedang proses atau sedang menunggu. Daniel, Robert dan aku misalnya, sama-sama memiliki anak dengan jenis kelamin perempuan sebagai anak pertama (gak janjian,…tapi lucu juga kalau dibayangkan). Dalam karier harus juga menucap syukur “Puji Tuhan”, semua dapat pekerjaan, ada di Perbankan, jasa konsultan, Perusahaan Komunikasi, sampai retail pakaian. Gak nyangka berbeda-beda juga pekerjaannya sesuai karakter masing-masing. Bahkan ada juga yang baru pulang dari Vietnam setelah bekerja selama bertahun-tahun di luar negeri.

Photo Jadul Tahun 2004 di Danau Persada - Indralaya


          Seiring berjalannya waktu harus diakui komunikasi semakin berkurang, semua sudah punya kesibukan masing-masing. Apalagi jarak yang memisahkan. Misalnya saja aku tinggal di Medan, Robert di Pematang Siantar, Nurani di Bengkulu, Muang dan Mia masih stay di Palembang, Daniel di Batam, David di Kalimantan (setelah pulang dari Vietnam). Yang terbanyak di Jakarta, ada Yafeth, Asaf, Ityn, Vanny dan ada juga Corri yang akhirnya mutasi dari medan ke Jakarta. Jarang teleponan???  itu sudah pasti. Tapi setidaknya Facebook dan BBM masih membantu untuk mengetahui status sama lain. Rasa persaudaraan itu tak mungkin hilang, yang ada hanya intensitas komunikasi atau pertemuan yang berkurang. Rencana reunian tentu sesuatu yang diimpikan,…apalagi kali ini anggota gengk sudah bertambah banyak, dengan suami/ istri dan juga anak masing-masing (the Gengk Junior). Hopely,…someday!!! Thank’s God for The Gengk 99’ers.

Robert, Nurani, Ityn dan Daniel (reunian di rumah saya beberapa tahun lalu)




3 komentar:

  1. hahahaha,,,,nice story bro...sukses buat semua ya...kangen akan masa2 itu, sangat :)

    BalasHapus
  2. tapi kok saya dibilang lebih narsis bro?>> wakakakaka.... sadis euy disaat menulis blogspot spt ini masih saja mau memancing keributan hahahaa..remember kita sering adu nada suara, besak uap uji uong plembang hahahahaha...

    BalasHapus
  3. Ha ha ha,.....dikit2 karakter asli dibuka ke publik ga papa khan bro,....sukses bro,...mana oleh2 dari vietnamnya????

    BalasHapus