SALIB
KASIH – TARUTUNG
Salib Kasih |
Salib
kasih menjadi salah satu tempat liburan yang selalu menjadi destinasi
favorit saya. Selain bisa berwisata rohani, tarutung juga menjadi
jalur lintasan saya dan keluarga kalau ingin pulang kampung ke
kampung halaman mama saya di Kecamatan Sipahutar. Terletak di salah
satu puncak Bukit Siatas Barita di tarutung – Kabupaten tapanuli
Utara, pesonanya tentu memberi kesan bagi pengunjungnya, terutama
bagi wisatawan yang melakukan perjalanan atau wisata rohani ke Salib
Kasih. Salib Kasih telah menjasi salah satu situs sejarah rohani bagi
orang Batak. Bukit Siatas Barita, tempat berdirinya Salib Kasih,
menjadi tempat dimana DR. IL Nomensen mendapat visi dari Tuhan untuk
menyebarkan agama Kristen kepada suku Batak.
Bersama Orangtua di Pintu Masuk Salib Kasih |
Tarutung
bisa dicapai dengan transportasi darat dari kota Medan dengan jarak
tempuh sekitar 6 jam. Jika anda berangkat dari Kota Medan, Perjalanan
tentu menarik karena beberapa jam sebelum mencapai Tarutung, anda
bisa menikmati keindahan pesona danau Toba saat istrahat siang.
Sekitar sore hari anda bisa mencari penginapan di kota tarutung,
memang tidak ada hotel berbintang (sampai saat ini), tapi penginapan
kelas melati juga sudah cukup nyaman buat anda dan keluarga/ teman
untuk menginap. Sore hari memang kurang tepat kalau anda ingin
“mendaki” menuju Salib Kasih. Tapi anda tidak perlu kuatir,
setelah lelah diperjalanan, saat yang tepat bagi anda mencoba
relaksasi di “Hot Spring”,....ya,...pemandian air panas dengan
kandungan belerang yang terdapat di beberapa tempat di Kota
Tarutung,....salah satunya terdapat di Sipoholon. Yup,.....tempat ini
menjadi favorit keluarga saya, teatnya di Boli-boli cafe,....sebuah
pemandian air panas lengkap dengan restorannya. Tubuh akan terasa
segar dengan mandi di tempat ini, konon belerang bisa membunuh
berbagai kuman penyebab penyakit kulit.
Jalan Menuju Salib Kasih |
Habis
mandi, anda pasti akan merasakan lapar, ya tetu saja. Jika sudah
begitu, maka menyantap berbagai makanan di restoran menjadi keharsan,
meskipun menunya tergolong “sederhana”, tapi rasanya luar biasa
nikmat (mungkin karena lapar juga,..ha,..ha,..ha). Coba saja makan
nasi goreng, mie rebus atau mie goreng plus juice atau the manis
hangat,....wuihhh rasanya enak, apalagi kalau sudah sore cuaca sudah
semakin dingin. Terang saja, karena memang kota Tarutung merupakan
kota yang berada di lembah pegunungan, jadi kalau malam hari suhu
akan terasa lebih dingin (apalagi bagi anda yang tinggal sehari-hari
di daerah perkotaan).
Rimbunan Pohon Pinus di Siatas Barita |
Photo dengan latar belakang Kota Tarutung |
Pagi
hari (terutama jika hari kunjungan anda adalah hari minggu), waktu
yang tepat bagi anda menuju salib kasih karena setiap minggu pagi ada
kebaktian yang dilaksanakan. Hmmm,....udara sejuk akan menyapa begitu
mencapai lereng bukit Siatas Barita tempat berdirinya Salib Kasih.
Lahan parkir cukup untuk menampung kendaraan (setidaknya ini
penilaian saya saat kunjungan tahun 2009 kemaren). Untuk mencapai
Salib Kasih, pengunjung wajib untuk menaiki ratusan anak tangga untuk
bisa mencapai puncak bukit. Selama menaiki anak tangga, ada beberapa
pemandangan yang mencuri perhatian, diantaranya prasasti yang
berisikan 10 Titah dari Alkitab selain itu juga terdapat begitu
banyak prasasti yang dibawa pengunjung dan diletakkan di sepanjang
jalan (anak tangga), baik itu dari keluarga, kelompok paduan suara,
maupun kelompok spiritual kristiani lainnya. Pastikan anda cukup kuat
untuk menaiki ratusan anak tangga, karena membutuhkan tenaga ekstra
jika anda tidak terbiasa berjalan jauh.
Ruang Doa Bagi Pengunjung |
Di
puncak Bukit, pemandangan akan terlihat sangat indah, selain bisa
menyaksikan langsung Salib Kasih yang menjulang cukup tinggi,
pengunjung bisa menyaksikan juga pemandangan kota Tarutung. Terdapat
juga beberapa kamar untuk berdoa, dan biasanya pengunjung berdoa di
tempat ini. Meskipun tidak bertujuan meritualkan suatu tempat, tapi
memang berdoa di Salib Kasih memberi ketenangan jiwa bagi saya. Jika
anda lupa membawa camera, di tempat ini tersedia photograper komersil
yang akan mengambil photo pengunjung dengan latar belakang Salib
Kasih.
Untuk
pulang kembali, pengunjung wajib menuruni anak tangga kembali, saat
tiba di pintu masuk, terdapat penjual souvenir khas Salib Kasih,
cocok untuk oleh-oleh bagi orang-orang tercinta. Ada juga penjual
“seddor” atau cendol panas,....nah,...yang ini saya tidak mau
lewatkan, cendol panas dengan rasa gula merah dan santan yang
khas,...hmmm nikmat.
Puas
jalan-jalan ke Kota Tarutung, saya dan keluarga tak lupa untuk
membeli kacang Sihobuk, oleh-oleh Khas tarutung, berupa kacang
sangrai yang terkenal di sumatera utara itu. Senangnya bisa berwisata
rohani,......karena disetiap perjalanan ada cerita dan ada
makna.tetap nantikan info jalan-jalan dari saya ya. Saya Raja
Pane,...Terima Kasih