Jumat, 13 Juli 2012

SALIB KASIH – TARUTUNG

Salib Kasih
        Salib kasih menjadi salah satu tempat liburan yang selalu menjadi destinasi favorit saya. Selain bisa berwisata rohani, tarutung juga menjadi jalur lintasan saya dan keluarga kalau ingin pulang kampung ke kampung halaman mama saya di Kecamatan Sipahutar. Terletak di salah satu puncak Bukit Siatas Barita di tarutung – Kabupaten tapanuli Utara, pesonanya tentu memberi kesan bagi pengunjungnya, terutama bagi wisatawan yang melakukan perjalanan atau wisata rohani ke Salib Kasih. Salib Kasih telah menjasi salah satu situs sejarah rohani bagi orang Batak. Bukit Siatas Barita, tempat berdirinya Salib Kasih, menjadi tempat dimana DR. IL Nomensen mendapat visi dari Tuhan untuk menyebarkan agama Kristen kepada suku Batak.

Bersama Orangtua di Pintu Masuk Salib Kasih
        Tarutung bisa dicapai dengan transportasi darat dari kota Medan dengan jarak tempuh sekitar 6 jam. Jika anda berangkat dari Kota Medan, Perjalanan tentu menarik karena beberapa jam sebelum mencapai Tarutung, anda bisa menikmati keindahan pesona danau Toba saat istrahat siang. Sekitar sore hari anda bisa mencari penginapan di kota tarutung, memang tidak ada hotel berbintang (sampai saat ini), tapi penginapan kelas melati juga sudah cukup nyaman buat anda dan keluarga/ teman untuk menginap. Sore hari memang kurang tepat kalau anda ingin “mendaki” menuju Salib Kasih. Tapi anda tidak perlu kuatir, setelah lelah diperjalanan, saat yang tepat bagi anda mencoba relaksasi di “Hot Spring”,....ya,...pemandian air panas dengan kandungan belerang yang terdapat di beberapa tempat di Kota Tarutung,....salah satunya terdapat di Sipoholon. Yup,.....tempat ini menjadi favorit keluarga saya, teatnya di Boli-boli cafe,....sebuah pemandian air panas lengkap dengan restorannya. Tubuh akan terasa segar dengan mandi di tempat ini, konon belerang bisa membunuh berbagai kuman penyebab penyakit kulit.

Jalan Menuju Salib Kasih


          Habis mandi, anda pasti akan merasakan lapar, ya tetu saja. Jika sudah begitu, maka menyantap berbagai makanan di restoran menjadi keharsan, meskipun menunya tergolong “sederhana”, tapi rasanya luar biasa nikmat (mungkin karena lapar juga,..ha,..ha,..ha). Coba saja makan nasi goreng, mie rebus atau mie goreng plus juice atau the manis hangat,....wuihhh rasanya enak, apalagi kalau sudah sore cuaca sudah semakin dingin. Terang saja, karena memang kota Tarutung merupakan kota yang berada di lembah pegunungan, jadi kalau malam hari suhu akan terasa lebih dingin (apalagi bagi anda yang tinggal sehari-hari di daerah perkotaan).

Rimbunan Pohon Pinus di Siatas Barita
Photo dengan latar belakang Kota Tarutung
           Pagi hari (terutama jika hari kunjungan anda adalah hari minggu), waktu yang tepat bagi anda menuju salib kasih karena setiap minggu pagi ada kebaktian yang dilaksanakan. Hmmm,....udara sejuk akan menyapa begitu mencapai lereng bukit Siatas Barita tempat berdirinya Salib Kasih. Lahan parkir cukup untuk menampung kendaraan (setidaknya ini penilaian saya saat kunjungan tahun 2009 kemaren). Untuk mencapai Salib Kasih, pengunjung wajib untuk menaiki ratusan anak tangga untuk bisa mencapai puncak bukit. Selama menaiki anak tangga, ada beberapa pemandangan yang mencuri perhatian, diantaranya prasasti yang berisikan 10 Titah dari Alkitab selain itu juga terdapat begitu banyak prasasti yang dibawa pengunjung dan diletakkan di sepanjang jalan (anak tangga), baik itu dari keluarga, kelompok paduan suara, maupun kelompok spiritual kristiani lainnya. Pastikan anda cukup kuat untuk menaiki ratusan anak tangga, karena membutuhkan tenaga ekstra jika anda tidak terbiasa berjalan jauh.

Ruang Doa Bagi Pengunjung
         Di puncak Bukit, pemandangan akan terlihat sangat indah, selain bisa menyaksikan langsung Salib Kasih yang menjulang cukup tinggi, pengunjung bisa menyaksikan juga pemandangan kota Tarutung. Terdapat juga beberapa kamar untuk berdoa, dan biasanya pengunjung berdoa di tempat ini. Meskipun tidak bertujuan meritualkan suatu tempat, tapi memang berdoa di Salib Kasih memberi ketenangan jiwa bagi saya. Jika anda lupa membawa camera, di tempat ini tersedia photograper komersil yang akan mengambil photo pengunjung dengan latar belakang Salib Kasih.

        Untuk pulang kembali, pengunjung wajib menuruni anak tangga kembali, saat tiba di pintu masuk, terdapat penjual souvenir khas Salib Kasih, cocok untuk oleh-oleh bagi orang-orang tercinta. Ada juga penjual “seddor” atau cendol panas,....nah,...yang ini saya tidak mau lewatkan, cendol panas dengan rasa gula merah dan santan yang khas,...hmmm nikmat.

        Puas jalan-jalan ke Kota Tarutung, saya dan keluarga tak lupa untuk membeli kacang Sihobuk, oleh-oleh Khas tarutung, berupa kacang sangrai yang terkenal di sumatera utara itu. Senangnya bisa berwisata rohani,......karena disetiap perjalanan ada cerita dan ada makna.tetap nantikan info jalan-jalan dari saya ya. Saya Raja Pane,...Terima Kasih




Tidak ada komentar:

Posting Komentar