THE
GENGK
The Gengk, katakanlah demikian. Begitu
juga kami menyebutnya. Seperti anak muda lainnya, saya juga punya geng. Maaf,
tapi ini bukan geng dalam arti negative, apalagi geng motor. Memang tidak saya
ingat dengan jelas kapan awalnya kami menyebutnya diri kami sebagai The gengk. Kami
adalah kumpulan dari Brotha n Sistha yang sama-sama kuliah di Unsri (Uniersitas
Sriwijaya) angkatan 99. Jadi tidak heran kalau akhirnya kami menyebut geng kami
dengan 99’ers.
Bicara tentang geng, sebenarnya sering
mengacu kepada perkumpulan yang bisanya tidak formal/ resmi dari beberapa
orang, biasanya anak muda/ remaja. Diawali dengan persamaan nasib, kondisi,
latar belakang ataupun bahkan tujuan hidup. Dari perkenalan sebagai teman satu
angkatan (berbeda fakultas) dan kesamaan sebagai anak rantau di Kota Palembang,
serta keterlibatan kegiatan kerohanian di Yayasan Perkantas – Palembang, kami
akhirnya sering menyebut diri kami the gengk.
Selama sekitar 5 tahun menimba ilmu di
universitas Sriwijaya – Palembang, keseharian kami banyak diisi dengan kegiatan
the gengk. Meski berbeda jurusan bahkan ada juga yang berbeda fakultas tapi
tetap saja banyak kegiatan yang bisa dilakukan bersama. Misalnya saja pergi
kebaktian Jumat di perkantas, Gereja setiap hari minggu, atau sekedar
nge-bandrek di wilayah ‘Timbangan”, makan gorngan bang Lubis di sore hari
sekalian “closing day” alias melihat matahari terbenam di danau Persada. Beda
karakter??? Jelas ada, misalnya saja aku, Daniel, dan Ityn dan Mia yang lebih “Heboh” atau Ceria, hampir
sama dengan David Alite, tapi David lebih narsis. Nurani dan Roberto dan corrie
yang lebih tenang, tp kadang agak nyelenyeh juga. Ada juga abang adek Asaf dan
yafeth dan si “Kalem” Vanny dedek yang lebih tenang lagi. Tapi ada juga Muang
“the mumu” yang selalu Berapi-api. Selalu seperti “Bapak Soekarno” dalam
berpidato.
Selama 5 tahun masa kuliah, banyak
yang terjadi. Banyak canda tawa, tapi ada juga “perang kecil” yang menghiasi.
Kekonyolan??? Gak usah ditanya, gak terhitung jumlahnya. Ada juga saat haru,
misalnya saja saat Corri harus kehilangan Ibunda tercinta saat masih masa
kuliah, gak jauh beda dengan Daniel, bapak tercintanya juga terlebih dahulu
menghadap Sang Bapa di Surga sebelum Daniel resmi menjadi sarjana.
Dalam prestasi kuliah atau akademisi bisa dibilang sukses (setidak-tidaknya rata-rata tiga koma IPK-nya, tapi gak ada
yang tamat dengan predikat Cum Laude) tapi tidak dalam prestasi “kisah asmara”,
kategori “cukuplah” dalam hal cinta. Mungkin karena terlalu dekat sebagai
anggota gengk, membuat kebersamaan sering menjadi senjata ampuh mengusir sepi,
terutama untuk mengusir rasa kesepian tinggal di kota kecil Indralaya (lokasi
kuliah yang berjarak 35 km dari kota Palembang). Atau lebih tepatnya saat ada
satu orang yang pedekate, yang lain jadi “terlalu terlibat”,...alih-alih sudah
bisa ditebak, gak ada kisah asmara yang berumur panjang (buktinya pasangan
hidup masing-masing justru ketemu di tempat kerja atau setelah tamat kuliah, bukan
di tempat kuliah).
![]() |
The Gengk (Ki-Ka : Yafeth, Mia, Asaf, Robet, Daniel, Ityn, Vanny, Nurani n Raja (me) at Persada Lake, Photographernya :Davit Alite |
Setidaknya itu semasa kuliah. Syukurlah setelah
tamat kuliah “langit semakin cerah” terutama dalam hal percintaan. Sebagian
besar sudah menemukan jodohnya, sebagian lagi masih mencari atau menunggu.
Sebagian besar juga sudah memiliki momongan, sebagian lagi sedang proses atau
sedang menunggu. Daniel, Robert dan aku misalnya, sama-sama memiliki anak
dengan jenis kelamin perempuan sebagai anak pertama (gak janjian,…tapi lucu
juga kalau dibayangkan). Dalam karier harus juga menucap syukur “Puji Tuhan”,
semua dapat pekerjaan, ada di Perbankan, jasa konsultan, Perusahaan Komunikasi,
sampai retail pakaian. Gak nyangka berbeda-beda juga pekerjaannya sesuai
karakter masing-masing. Bahkan ada juga yang baru pulang dari Vietnam setelah
bekerja selama bertahun-tahun di luar negeri.
![]() |
Photo Jadul Tahun 2004 di Danau Persada - Indralaya |
Seiring berjalannya waktu harus diakui
komunikasi semakin berkurang, semua sudah punya kesibukan masing-masing.
Apalagi jarak yang memisahkan. Misalnya saja aku tinggal di Medan, Robert di
Pematang Siantar, Nurani di Bengkulu, Muang dan Mia masih stay di Palembang,
Daniel di Batam, David di Kalimantan (setelah pulang dari Vietnam). Yang
terbanyak di Jakarta, ada Yafeth, Asaf, Ityn, Vanny dan ada juga Corri yang
akhirnya mutasi dari medan ke Jakarta. Jarang teleponan??? itu sudah pasti. Tapi setidaknya Facebook dan
BBM masih membantu untuk mengetahui status sama lain. Rasa persaudaraan itu tak
mungkin hilang, yang ada hanya intensitas komunikasi atau pertemuan yang
berkurang. Rencana reunian tentu sesuatu yang diimpikan,…apalagi kali ini
anggota gengk sudah bertambah banyak, dengan suami/ istri dan juga anak
masing-masing (the Gengk Junior). Hopely,…someday!!! Thank’s God for The Gengk
99’ers.
![]() |
Robert, Nurani, Ityn dan Daniel (reunian di rumah saya beberapa tahun lalu) |
hahahaha,,,,nice story bro...sukses buat semua ya...kangen akan masa2 itu, sangat :)
BalasHapustapi kok saya dibilang lebih narsis bro?>> wakakakaka.... sadis euy disaat menulis blogspot spt ini masih saja mau memancing keributan hahahaa..remember kita sering adu nada suara, besak uap uji uong plembang hahahahaha...
BalasHapusHa ha ha,.....dikit2 karakter asli dibuka ke publik ga papa khan bro,....sukses bro,...mana oleh2 dari vietnamnya????
BalasHapus