HAPPY VALENTINE

Ada aja yang berbahagia di hari Valentine yang ditenggarai sebagai Hari
Kasih sayang. Meski tidak diakui sebagai hari peringatan nasional di setiap
negara, toh kehadirannya sepertinya sudah ”diakui” secara global.
Walau tidak bisa dipastikan asal
muasalnya, karena ada beberapa versi, tapi tetap aja banyak yang merayakannya.
Misalnya aja, ada teman kantor yang teriak-teriak bahagia karena mendapat
kiriman paket dari sang kekasih hati nun jauh disana (yang merasa senyum-senyum
sendiri). Entah kapan dimulai, boneka, coklat dan permen serta bunga mawar
sepertinya menjadi properti wajib Valentine’s
day. Beberapa restoran terkemuka di Kota Medan juga gencar melakukan
promosi celebrate valentine’s day
dengan paket couple yang menurut saya
cukup mahal. Kebayang makan berdua hampir 1 juta rupiah, meski ada DJ or
dancer, menurut saya itu cukup mahal.
Well,....saya sendiri bukan ”penganut” Valentine’s Day. Ngerayainnya juga cuma
sekali waktu kuliah di Palembang dulu, itupun dengan sesama jombloners kost.
Gak ada nuansa Pinky or coklat, yang
ada rame-rame bikin es cendol. Rasanya??? Gak usah ditanya, sepertinya semua
makanan anak kost itu enak semua. Perayaannya pun karena ide beberapa jomblo
wanita yang mimpi pangeran berkuda akan menghampiri mereka di hari kasih sayang
itu. Nah lho???
Meski beberapa waktu terakhir ini
muncul kontroversi di masyarakat tentang perayaan Valentine’s day. You Know-lah
maksud saya, di Indonesia ini apa sih yang gak bakalan jadi kontroversi
(pssstttt,......bahkan yang gak jelas asal usulnya aja bisa diperdebatkan).
Saya pikir sih, sah-sah aja orang negrayainnya, selama feedbacknya bagus untuk
si person. Meski saya sendiri juga tidak merayakannya.
Menilik dari namanya ”Kasih sayang”
(bukan dari latar belakang asal-usulnya), saya pikir sudah sewajarnya setiap
manusia di hari ini memikirkan tentang kasih yang ada dalam dirinya. Dalem
banget,....wajar saja. Sifat Kasih dalam diri seseorang akan memncar dalam
tindakan dan perilakunya. Ringkasnya begini, coba saja perhatikan seseorang,
perbuatannya biasanya mencerminkan seberapa besar kasih yang dimilikinya. Kasih
biasanya terbentuk dari dalam keluarga. Makanya seseorang yang selalu bahagia,
kemungkinan besar keluarganya bahagia, biasanya juga pebuatannya akan mengarah
ke postif.
Bukan sok pintar jadi psikolog. Tapi
kasih yang didik sejak dini di keluarga akan membentuk karakter positif
seseorang. Jangan heran kalau akhirnya saya menyimpulkan kalau di Negara
Indonesia tercinta ini, penyebab Korupsi, Kejahatan dan kriminal lainnya
berkembang karena MINIMNYA KASIH dalam diri seseorang. Logikanya, kalau seseorang
tega korupsi bermilyar-milyar dan memperkaya diri sendiri, padahal banyak
masyarakat yang miskin, bahkan harus berjuang untuk sesuap nasi,...apakah ada
kasih di hati si Koruptor??? Jawab sendiri.
Kalau ada orang yang tega membunuh
karena dendam, iri atau apalah namanya, apakah ada kasih di dalam hati
seseorang??? Pikir sendiri jawabnya.
Mau lihat yang lebih
nyata lagi??? Coba tonton berita hari ini di televisi swasta manapun,
mana yang lebih banyak? Berita kriminalitas atau berita yang menyenangkan/ membanggakan.
Sepertinya memang
negara kita (saya sebut negara kita, karena saya gak suka meneriaki negara
orang lain, sementara negara saya sendiri amburadul) sudah kekurangan Kasih.
Ibarat ilustrasi, seharusnya setiap orang diinfus dengan cairan yang disebut
kasih, biar sehat, biar bisa berperilaku yang baik.
Merunut dari
penjelsan tadi, saya pikir hari ini setiap kita perlu back to zero (kembali ke titik nol), seberap besar kasih yang kita
miliki??? Mulailah berbagi kasih dengan yang terdekat dihati anda (BBM ttg
kasih mungkin perlu, tapi agak aneh juga kalau seseorang diukur dia dicintai
dengan jumlah BBM kembali dari 30 orang yang dibroadcast,...halahhhhh).
ungkapkan kasih anda kepada keluarga, kekasih, anak, istri/suami,....atau buat
anda “pengincar cinta” saatnya hari ini tepat untuk mengungkapkan
CINTA,....siapa tahu diterima,...berbunga-bungalah hati.
Mau disebut Velentine’s day atau bukan atau hari kamis (menjelang akhir pekan”, saya gak
terlalu permasalahkan. Tapi buatlah mari membuat setiap hari
menjadi hari kasih sayang. Mau pake pink or gak??? Terserah saja, toh saya gak
mungkin pake pink juga khan,....... bisa-bisa???? Ha,..ha,..ha.
aku ngga ngerayain valentine bang. tapi setuju dengan kasih sayang itu bisa kapan saja, dan setiap hari bisa jadi hari kasih sayang :)
BalasHapusMakasih mbak win,....smangat terus u menulis,...sesama writer mmg hrs saling mendukung
Hapus