PULAU SIKUAI – SUMATERA BARAT
Setelah lebih dari 2 tahun tidak
pernah menulis di blogspot ini, rasanya “tugas wajib” menulis ini
kudu dilanjutin. Kali ini saya akan berbagi pengalaman perjalanan
saya ke Pulau Sikuai di Sumatera barat.
Sebenarnya perjalanan ini saya lakukan
bersama teman-teman saya di Tahun 2013 lalu. Cerita uzur tapi masih
gurih untuk dinikmati. Banyak tempat-tempat indah di Indonesia, salah
satunya pulau eksotis yang satu ini. Saya sendiri tahu informasi
tentang pulau ini dari seorang teman yang asli orang Padang. Sekitar
tahun 2009 dia cerita pernah bekerja di salah satu resort di pulau
ini. Awalnya saya pikir hanya pulau biasa aja. Tapi Tahun 2012 adik
ipar saya bercerita juga tentang keindahan pulau ini. Alhasil rasa
penasaran jadi pada gak karuan.
Begitu punya kesempatan Dinas
pendidikan ke Padang, jadilah pulau ini jadi target utama saya.
Saya sendiri sudah 4 kali ke Padang. Mubajir rasanya hanya berkunjung
ke Pantai padang, Gua Jepang atau belanja di Bukit Tinggi. Menurutku
suasananya monoton aja, gada yang berubah. Kesempatan 3 minggu
pendidikan di padang dari perusahaan tempat saya bekerja, menjadikan
impian saya nyata. Selama pendidikan hari libur hanya hari minggu,
tak saya sia-siakan. Karena saya bukan tipe “traveller penyendiri”,
jadilah saya memboyong 8 orang teman untuk berpetualang ke pulau ini.
6 cowok (Saya, Ozy, Madhan, Evan, Basyir, Putra) dan 3 gadis kota
penggembira yang tidak bisa kena sinar matahari (Biyan, Oshie n Eqy).
Dari semuanya hanya Evan yang pernah ke pulau ini, itupun waktu si
Rock star ini masih kecil. Jadi sebenarnya dia gak ingat-ingat lagi
rutenya.
Kunjungan ke pulau ini hanya satu
hari, artinya perjalanan PP. Jadi petualang itu memang gak selalu
mudah, siap-siap menerima berbagai “kejutan” di setiap
perjalanannya. Contohnya waktu kami tawar-menawar speedboat menuju
pulau ini, nawarnya benar-benar ala mamak-mamak orang Medan. Dari
harga 2 juta, jadilah harganya Rp. 1.600.000,- untuk perjalanan PP.
Harga udah oke, trus saat kami meninjau tuh Boat, yang ada semua
lemas. Kirain seperti kapal pesiar ala James bond, yang ada Boat ala
angkot Medan. Pas muat untuk bokong doang. Alhasil gadis – gadis
yang terbiasa bersosialita ala syahrini pun protes. Namun gak cowok
namanya kalo ga bisa meyakinkan trio cewek nih. Akhirnya jadilah tuh
boat disewa. 4 baju pelampung pun jadi andalan. Saya langsung pakai
tuh baju. Sederhananya sih kalau ada apa-apa setidaknya ada yang
selamat, trus bisa menceritakan ke media kejadian sebenarnya,...ha ha
ha. Jujur parno juga naik nih boat, gimana gak parno?, baru 100 meter
melaju, mesinnya ngulah. Hhhuuuuuuuuu,......... semua panik, mikirnya
udah macem-macem. Pasrah aja berdoa. Akhhirnya ni boat melaju juga,
penonton pun bersorak. Kapal pun menuju laut lepas dengan sisi kiri
pemandangan tepian provinsi Sumatera Barat yang cantik. Naik boat ini
asik juga, bisa liat ikan terbang for the first time. Really amazing.
Namanya boat kecil resiko goncangan
air laut pasti ada. Apalagi saat ada kapal besar yang melintas,
jadilah kami seperti ikan teri terombang-ambing gara-gara ikan sarden
lewat. Fuihhhh,.... perjalan tempuh sekitar 2 jam. Satu jam pertama
massih exited, setelah itu mulai ngantuk,...... tapi gak bosan juga.
Setelah 2 jam perjalanan,...tadaaaaaaaaa,...... saatnya “si Ikan
Teri” merapat. Awalnya nih pulau keliatan biasa aja diliat dari 500
meter sebelum merapat, tapi setelah merapat semua teriak-teriak
seperti pelaut yang terapung-apung sebulan di laut dan akhirnya
terdampar di pulau. Semua berebut di turun dari boat,...dan para
anak-anak alay pun beraksi saling minta photo. Sayangnya saat itu
Handphone yang saya pakai masih agak jadul, belum android, jadilah
hasil jepretannya kurang beresolusi tinggi.
10 menit pertama kami akhirnya
menyadari ada keanehan di Pulau ini. Setelah membayar tiket masuk
beberapa puluh ribu per orang kepada penjaga pulau, penjaga pulau
yang hanya beberapa orang mengatakan kalau pulau ini tidak beroperasi
lagi. Apaaaaaaaaa,.....??? rasanya mau pingsan. Penjaga mengatakan
kalau pulau ini bisa dikunjungi tapi semua fasilitas pulau sudah
tidak di tawarkan untuk pengunjung. Gak ada yang namanya snorkeling,
diving, banana boat, bahkan kolam renangnya aja sudah lumutan.
Beberapa villa juga sudah closed. Jadi kami hanya diijinkan untuk
menikmati Pulau ala tarzan saja. Glek,...nelan air liur ampe jakun
naik turun deh jadinya. Usut-punya usut hak pengelolaan pulau lagi
sengketa. Padahal di Kota Padang ada iklan tentang pulau ini. Pantas
saja, hanya beberapa pengunjung di Pulau ini selain kami. Seorang
bule yang wara wiri hanya dengan celana pendek jogging di jogging
trek yang mengelilingi pulau yang masih natural ini. Selain itu ada 2
cewek yang ada di sisi laiin pulau. Tapi itu khan suasana beberapa
tahun lalu, mungkin sekarang sudah beroperasi penuh (mudah mudahan).
Selalu
ada hikmah dari setiap perjalan,
walau awalnya gak seperti yang diharapkan, tapi positif thinking aja.
Kapan lagi menikmati pulau indah dan tidak ada keramaian seperti
pantai Kuta Bali? Well,.... ini asiknya, rasanya hidup ala jaman
purba di pulau pribadi. Gak ada yang mengganggu, bebas teriak, bebas
berekspresi. Pulau ini gak besar, mungkin sekitar 1 jam untuk
mengelilinginya. Saling private-nya, cowok-cowok ganti baju ddi alam
terbuka, di tepi kolam yang udah berlumut,...horor ha ha ha.
Sementara cowok-cowok udah pada nyebur ke air, Cewek-cewek malah gak
mandi, mereka kenyang dengan photo-photo selfie sambil ha ha hi hi
liat hasilnya di handphone. Benar-benar pulau seperti milik pribadi.
Saking asiknya, saat kami mengekplorasi sisi lain pulau, si Madhan
malah mandi sendiri tanpa sehelai benang pun,.....oh man,..... don't
think u stay and live in stone age,....ha ha ha.
Traveller emang selalu punya insting
kuat, setidaknya sebelum berangkat kami sudah pesan nasi bungkus di
warung padang di tepi pantai padang. Beruntunglah ada si nasi
bungkus, kalo gak ada bisa-bisa kami harus berburu ikan dulu dengan
tombak buatan, lalu membakar ikan dengan ranting-ranting dari
hutan..Thank's God. Puas berenang sampai beberapa episode, muka udah
pada kepiting rebus, persediaan air minum hampir habis, akhirnya sore
jam 5 kami pun pulang. Di boat yang ada semua udah lemas. Sampai di
kota Padang saatnya mengisi perut dengan tumpukan kalori kalori
sebelum pulang ke Mess tempat pelatihan kantor. KFC jadi pilihan
tepat, cepat saji dan kenyang (tambah nasi euyyy), plus ada CD artis
lagi,...wah jadi promosi nih.
Tetap ikuti kisah travelling saya
ya,...eh sekedar info ya mas dan mbak-mbak sekalian, liat-liat juga
nih blogspot saya, masih banyak kisah perjalanan lainnya yang
keren-keren di indonesia, kayak waktu saya ke Bali, lombok, Bengkulu
dll. Real Story for the real life at my kingdom of Story blogspot.
See u. Thank u ya.